5 Peran Sekolah Dalam Mencegah Bullying Pada Kalangan Pelajar

Berikut ini peran sekolah dalam mencegah kasus bullying yang sering terjadi pada kalangan pelajar. 

Bullying merupakan bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan oleh salah satu kelompok atau perorangan terhadap seseorang yang dianggap lemah secara sengaja. 

Tak jarang kasus bullying ini terjadi dikalangan para pelajar di lingkungan sekolah sehingga ini merupakan permasalahan yang harus secara ditangani. 

Sekolah harus memiliki peran untuk mencegah kasus bullying tersebut demi menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Dengan langkah pencegah tersebut juga, diharapkan siswa dan siswi bisa nyaman untuk belajar di sekolah dan hasil belajarnya bisa memuaskan. 

Jika sekolah gagal dalam menangani kasus bullying, ini tidak berdampak saja pada anak namun membuat citra sekolah menjadi buruk di pandangan masyarakat. 

Apa Itu Bullying?

Berbicara tentang apa itu bullying, menurut American Psychological Association mengungkapkan bullying merupakan bentuk tindakan agresif yang dilakukan oleh seseorang yang merasa kuat dengan sengaja dan berulang kali yang bertujuan untuk melukai atau membuat korban merasa tidak nyaman. 

Bullying tidak hanya dilakukan melibatkan fisik saja melainkan bisa dilakukan secara lisan serta perilaku lain seperti memaksa dan memanipulasi. 

Bahkan di era saat ini, bullying juga terjadi secara virtual atau memiliki sebutan cyberbullying. 

Cyberbullying tersebut sering terjadi di media sosial dan game online yang tak jarang korban serta pelakunya adalah seorang pelajar. 

Sedangkan pada kasus bullying yang terjadi di sekolah biasanya dilakukan oleh kelompok atau orang yang merasa berkuasa dan menganggap siswa lain lebih lemah. 

Ini juga terjadi pada kasus bullying yang dilakukan di lingkungan masyarakat dimana orang yang merasa memiliki kekuasan cenderung melakukan tindakan penindasan. 

Pada contoh yang lebih parah, bullying sulit dideteksi seperti intimidasi, andaman, dan pengucilan. 

Akibat dari perilaku bullying tak jarang para korban mendapatkan luka fisik hingga berpengaruh pada kesehatan mentalnya. 

Maka dari itu, bullying menjadi kasus yang cukup serius dan harus menjadi fokus sekolah untuk mencegahnya. 

5 Peran Sekolah Dalam Mencegah Bullying 

Kasus bullying di sekolah kebanyakan melibatkan antar peserta didik sehingga guru harus memberikan pengawasan dan edukasi. 

Kasus bullying tersebut biasanya terjadi karena adanya perbedaan fisik, ekonomi, kecerdasan dan faktor perbedaan lainya yang menjadi bahan terjadinya pembullyan antar peserta didik. 

Perilaku bullying tersebut sering terjadi di sekolah namun pihak sekolah tidak sadar akan masalah itu. 

Jika sekolah membiarkan perundungan terjadi begitu saja yang melibatkan para peserta didik maka akan berdampak buruk terhadap iklim pendidikan.

Maka dari itu pihak sekolah harus terlibat secara aktif dalam mengidentifikasi kasus bullying yang terjadi di sekolah. 

Selain itu, perlu juga dukungan dari siswa agar mendukung program dari sekolah untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah. 

Nah, berikut ini beberapa peran sekolah dalam mencegah terjadinya bullying. 

1. Memberikan layanan konseling

Salah satu peran sekolah dalam mencegah terjadinya kasus bullying adalah dengan memberikan layanan konseling yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK). 

Jika terdapat siswa yang teridentifikasi menjadi korban atau pelaku pembullyan maka guru berperan secara tanggap untuk menangani masalah tersebut. 

Guru BK menjadi sosok yang memiliki peran utama dalam memberantas kasus pembullyan yang terjadi di sekolah. 

Untuk mencegah kasus bullying tersebut, sekolah harus memberikan layanan konseling oleh guru BK sebagai bentuk pencegahan. 

Dengan konseling, guru BK akan melakukan bimbingan sehingga memberikan dampak positif dan motivasi kepada para siswa. 

2. Menciptakan pergaulan yang kondusif 

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus bullying di sekolah adalah dengan menciptakan pergaulan yang kondusif di lingkungan sekolah. 

Pergaulan yang kondusif akan membuat hubungan pertemanan antar siswa dan guru akan berjalan dengan baik sehingga kasus perundungan akan terminimalisir. 

Selain itu, tanamkan juga nilai-nilai religius pada setiap peserta didik untuk membangun hubungan yang positif dan penuh kasih sayang antar siswa maupun guru. 

Untuk menciptakan lingkungan pergaulan yang kondusif di sekolah, diperlukan peran dari setiap orang di sekolah. 

Guru yang menjadi pendidik harus memberikan dan mengarahkan pola interaksi yang baik, kepala sekolah membuat kebijakan anti perundungan dan siswa menaati peraturan yang telah dibuat untuk mencegah terjadinya bullying.  

3. Mengedukasi 

Untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah, diperlukan SDM yang berkualitas mulai dari kepala sekolah, pendidik dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. 

Baik kepala sekolah, pendidik dan masyarakat harus turut memberikan edukasi kepada para peserta didik untuk tidak melakukan pembullyan. 

Edukasi dan pemahaman tentang bullying harus diberikan kepada para siswa sehingga mereka dapat memiliki sikap respek, empati dan bertindak solutif jika terjadi perilaku yang berkaitan dengan bullying. 

Selain itu, sekolah juga harus mengkampanyekan perilaku anti bullying, contoh perilakunya dan cara penanganan masalahnya. 

Dengan adanya edukasi mengenai bullying di sekolah tersebut maka kasus perundungan bisa terminimalisir. 

4. Menanggapi laporan siswa tentang bullying dengan serius

Di Indonesia, tak sedikit pendidik ataupun pihak sekolah yang menganggap bullying merupakan kasus yang biasa saja. 

Alangkah lebih baiknya sebagai guru harus bisa peka terhadap keadaan siswanya dan memperhatikan pergaulan antar siswa tersebut. 

Jika ada siswa yang melapor terjadi kasus bullying maka guru harus bersikap tegas dan serius dalam menanggapi kasus bullying tersebut. 

Dengan memberikan perhatian lebih terhadap laporan siswa tentang bullying akan membuat para korban perundungan akan lebih merasa diberikan keamanan dan kasus bisa teratasi. 

5. Mengimplementasikan pendidikan karakter dan nilai religius

Untuk mencegah terjadinya bullying, sekolah berperan memberikan dan mengimplementasikan pendidikan karakter dan nilai religius bagi setiap siswa. 

Jika siswa dapat mengimplementasikan pendidikan karakter dan nilai religius dalam kehidupan sehari-hari maka kasus bullying tidak akan terjadi. 

Pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan karakter yang baik dan sesuai dengan ajaran agamanya perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying. 

SMAIT Auliya, SMA Islam Terbaik dan Pencegahannya Terhadap Bullying

Sebagai SMA Islam terbaik, SMAIT Auliya memiliki fokus yang besar terhadap pencegahan kasus bullying yang berpotensi terjadi di kalangan pelajar. 

Proses pembelajaran di SMAIT Auliya dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan karakter yang baik di setiap peserta didik. 

Selain itu, pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman yang penting bagi siswa dan bisa menjadi pencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah. 

Para guru dan staff SMAIT Auliya juga berupaya untuk menciptakan lingkungan yang positif dan membangun keakraban antar siswa. 

Berbagai program juga dibuat untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah seperti para program karakter dan skill & program mantap keislaman. 

Selain itu, para siswa juga difasilitasi berbagai program pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan dan karakter yang positif. 

Melalui berbagai program tersebut, diharapkan siswa bisa membangun impian dan harapannya untuk mencapai masa depan yang lebih sukses dan menakjubkan.