Apa itu P5 dalam Kurikulum Merdeka? yuk ketahui pengertian, tujuan dan temanya!

Kehadiran Kurikulum Merdeka menjadi hal yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. 

Kurikulum yang diluncurkan oleh Kemdikbud pada tahun 2022 lalu itu telah memberikan wajah baru untuk pendidikan di era modern saat ini. 

Terdapat penyesuaian dan hal-hal baru usai diluncurkan kurikulum Merdeka. 

Salah satunya dengan adanya program bernama P5 atau kepanjangan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

Adanya P5 itu membuat para peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari berbagai hal yang tidak diajarkan di kelas. 

Pembelajaran tersebut dilakukan untuk membantu para peserta didik dalam menguatkan profil pelajar pancasila. 

Adanya P5 tersebut tak terlepas dari sosok Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara yang pernah mengungkapkan :

“… perlulah anak-anak [Taman Siswa] kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri , dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.” – Ki Hajar Dewantara. 

Ungkapan Ki Hajar Dewantara tersebut tampak bernilai positif untuk pendidikan di Indonesia namun hal tersebut belum dilaksanakan secara baik. 

Maka dari itu, melalui P5 dalam Kurikulum Merdeka, Kemdikbud memberi kesempatan bagi siswa mempelajari hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. 

Lalu apa itu P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila? yuk simak poin-poin penting pada artikel berikut ini!

Apa Itu P5 Dalam Kurikulum Merdeka?

Berbicara tentang apa itu P5, sangat berkaitan erat dengan profil pelajar pancasila. 

Profil Pelajar Pancasila sendiri merupakan karakter dan kemampuan yang dibangun oleh siswa melalui melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, pembelajaran kokurikuler dan ekstrakurikuler. 

Pada profil pelajar pancasila memiliki enam dimensi yaitu : 

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

2. Berkebinekaan global.

3. Bergotong-royong.

4. Mandiri.

5. Bernalar kritis.

6. Kreatif. 

Untuk mencapai dimensi yang ada di profil pelajar pancasila bisa dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, kegiatan kurikuler, pembelajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler. 

Nah P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler yang dilakukan untuk menguatkan keenam dimensi tersebut. 

Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 itu sendiri merupakan pembelajaran di luar materi kelas yang dilakukan untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya yang sesuai dengan kompetensi Profil Pelajar Pancasila. 

Para siswa dilibatkan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada di lingkungannya dan berkolaborasi dengan masyarakat atau perusahaan. 

Tema P5 dan Contoh Implementasinya

Proyek penguatan profil pelajar pancasila ini dilaksanakan secara fleksibel dimana sekolah bisa menentukan tema sesuai dengan permasalahannya. 

Berikut ini beberapa tema P5 dan contoh implementasinya : 

● Gaya Hidup Berkelanjutan : Gerakan peduli sampah dengan membuat tong sampah kreatif dan membuat bank sampah

● Kearifan Lokal : Mengeksplorasi kesenian kuda renggong di Kabupaten Sumedang

● Bhineka Tunggal Ika : Membuat dialog lintas agama dan tokoh masyarakat adat

● Bangunlah Jiwa dan Raganya : Mencari solusi dari permasalahan bullying yang ada di kalangan remaja 

● Suara Demokrasi : Mengeksplorasi sistem pemilihan presiden dan bagaimana demokrasi terjadi di Indonesia.

● Kewirausahaan : Membuat produk kerajinan tangan dari bahan bekas yang bernilai jual tinggi 

● Kebekerjaan : Menganalisis potensi ekonomi di daerah pesisir

Contoh Kegiatan P5 

Setiap sekolah mengadakan kegiatan P5 yang berbeda-beda sesuai dengan tema atau permasalahan apa yang sedang diangkat. 

Kegiatan P5 tersebut dilakukan berdasarkan studi kasus atau studi lapangan yang dilakukan oleh peserta didik mengenai suatu topik tertentu. 

Melalui kegiatan tersebut, para peserta didik diharapkan bisa melatih kepekaannya terhadap berbagai isu sosial yang ada. 

1. Proyek Pemberdayaan Lingkungan dan Konservasi Air 

Salah satu contoh proyek penguatan profil pelajar pancasila yang pertama adalah proyek pemberdayaan lingkungan dan konservasi air. 

Contohnya mengambil studi kasus di Kabupaten Bandung terjadi kekeringan.Pak Arifin selaku pendidik di suatu sekolah menyarankan untuk mengambil tema P5 Gaya Hidup Berkelanjutan.

Proyek tersebut akan mengajak para siswa meneliti mengapa terjadi kekeringan mata air. 

Setelah diselidiki ternyata penyebab dari kekurangan air tersebut adalah karena terjadi kerusakan hutan di Gunung Kareumbi akibat kebakaran hutan. 

Maka dari itu siswa dan sekolah melakukan aksi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan penghijauan lereng gunung. 

Pak Arifin kemudian menghubungi DLHK untuk bekerjasama dalam pelaksanaan P5 tersebut dengan memberikan bantuan bibit pohon. 

Setelah penanaman tersebut, para siswa diharapkan melakukan pemantauan terhadap proyek tersebut. 

Pada proyek tersebut, dimensi siswa yang berkembang adalah dimensi Akhlak Mulia yaitu dapat merawat alam dengan baik. 

2. Proyek Pemasaran dan Pengelolaan Kepiting

Terdapat suatu sekolah yang bertempat di daerah pesisir membuat proyek penguatan profil pelajar pancasila bertema “Detektif Kepiting”. 

Para siswa berkesempatan untuk mengeksplorasi berbagai hal tentang Kepiting dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sekitar.

Setelah melakukan proyek tersebut, para siswa menemukan permasalahan pemasaran Kepiting yang sulit sehingga banyak tangkapan warga yang mati karena tidak ada pembeli. 

Maka dari itu, para siswa berinisiatif untuk bersama-sama membantu pemasaran kepiting tersebut secara online agar dapat menjangkau pembeli yang lebih luas.

Selain itu, para siswa juga membuat suatu kreasi makanan menggunakan kepiting sehingga dapat menjadi suatu produk baru yang diminati oleh pasaran. 

Melalui proyek tersebut, para siswa mendapatkan dimensi kreatif dan gotong royong. 

3. Proyek Tong Sampah Kreatif 

Bu Annisa selaku guru di salah satu SD di Kota Bandung mendapati permasalahan sampah di sekolah dan lingkungan sekitar yang tidak terkelola dengan baik. 

Bu Anisa bersama para peserta didiknya melakukan penelitian penyebab sampah yang tidak terkelola dengan baik. 

Setelah diamati, ternyata permasalahan ada karena ketersediaan tong sampah yang kurang memadai baik itu di sekolah maupun di lingkungan sekitar sekolah.

Selain itu, para siswa dan masyarakat sekitar memiliki kebiasaan buruk yang sering membuang sampah sembarangan. 

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, para siswa membuat suatu tong sampah kreatif untuk ditempatkan di sekolah dan lingkungan sekitar. 

Tong sampah tersebut dibuat dengan semenarik mungkin agar para siswa dan masyarakat memiliki motivasi untuk membuang sampah pada tempatnya. 

Selain itu, para siswa juga membuat himbauan untuk mengurangi sampah plastik agar jumlah sampah bisa terkontrol. 

Para proyek tersebut, para siswa mengembangkan dimensi bernalar kritis dan kreatif. 

SMAIT Auliya, SMA Islam Terbaik Yang Menerapkan Kurikulum Merdeka dan P5 

SMAIT Auliya merupakan SMA Islam terbaik yang saat ini menerapkan Kurikulum Merdeka dan melaksanakan P5. 

Saat ini SMAIT Auliya merupakan sekolah penggerak yang mengimplementasikan berbagai program pendidikan untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia. 

Salah satunya dengan melaksanakan P5 bagi para siswa dan siswi untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. 

Selain itu mengembangkan dimensi yang sesuai dengan profil pelajar pancasila, SMAIT Auliya juga menerapkan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. 

Untuk informasi pendaftaran SMAIT Auliya, bisa berkunjung ke website ini.